Header Ads

Pancasila Sebagai Vaksin yang Nyata dalam Menangani Pandemi COVID-19 ?

 

“Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah." Ir Soekarno

            Mungkin kata yang terucap dari sang proklamator menjadi narasi uatama dalam memperingati hari kelahiran pancasila. Tepat pada tanggal 1 Juni 1945 Dr Radjiman wedyodiningrat ketua BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokoritsu Zunbi Cosakai. Banyaknya pro dan kontra dengan kapan lahirnya pancasila secara peristiwa pada literasi mengenai sejarah yang ada pada tanggal 1 Juni 1945 adalah awal ketika Ir Soekarno menyampaikan pandangannya mengenai dasar negara dan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah pengesahan dasar negara (pancasila) maka secara konkrit dan falsafah tanggal 1 Juni lah diperingati hari lahir Pancasila.

            Banyaknya problematika tentang degredasi pengikisan karakter kebangsaan menjadi garis besar narasi utama di era sekarang. Namun Pancasila bak seperti sebagai penawar yang tidak akan tergerus zaman dalam menegaskan tentang karaketeristik bangsa.

“Bagaimana pancasila dapat menjadi vaksin yang nayata dalam menangani pandemi COVID-19 Mungkin pertanyaan dan rumusan masalah tersebut sangat bersifat kontemporer dalam memperingati hari lahir pancasila di era sekarang. Maka dari itu artikel bisa ini menjadi alternatif dalam memperingati hari lahir pancasila. Mengingat pancasila dan point yang melekat, pancasila memberi landasan berpikir dan bertindak. 

Pada sila pertama mengajarkan tentang nilai ketuhanan, dimana nilai keimanan kepada takdir Tuhan, manusia dapat merencanakan segala sesuatu namun hasil akhir hanya ditangan Tuhan Yang Maha Esa. Wabah COVID-19 adalah bentuk cobaan dalam hidup yang diberikan oleh Allah SWT, yang harus semakin menyadarkan kita tentang kekuatan diluar kekuatan manusia (relijiusitas) dan inilah point ketuhanan yang maha esa.

Pada sila kedua kita sebagai manusia sudah layaknya saling membantu terhadap sesama manusia dan inipun menjadi implementasi nilai Habblu Minannas pada kemanusiaan yang adil dan beradab hal yang haqiqi menjadi sifat yang melekat. 

Persatuan Indonesia adalah sila ketiga pada pancasila. Persatuan atau keberasamaan dan kolaborasi, ialah isi makna yang tersirat. Dengan bersama dan berjuang dalam menghadapi pandemi ini, kita diharapkan saling menguatkan dan bersatu untuk melawan COVID-19. Hal tersebut bisa kita implementasikan dalam bentuk penerapan protokol kesehatan untuk saling menjaga diri dan sesama di masa pandemi COVID-19.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusayawaratan perwakilan. Kebijaksanaan pemimpin dan elite politik dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan dan regulasi yang mempunyai orientasi pada kepentingan rakyat serta tidak ada yang mengambil untung, menyalahgunakan kekuasaan dan otoriter ditengah kesulitan rakyat untuk menangani pandemi COVID-19 ini.

Merealisasikan kesejahteraan sosial harus menjadi arah gerak sebagai cerminan yang pasti pada point keadilan sosial bagi seluruh rakyat Inonesia. Pastinya berat ataupun ringan pada point ini dibutuhkannya berbagai jenjang komponen yang ada pada negara untuk ikut berpartisipasi secara nyata.

Jika dikaji dan dapat direlisasikan secara nyata dari berbagai sila yang ada pada pancasila. Segera berlalunya pandemi COVID-19 menjadi harapan yang dapat dicapai. Dan ini menjadi jawaban serta jalan keluar pada pertanyaan dan rumusan masalah “Bagaimana pancasila dapat menjadi vaksin yang nyata dalam menangani pandemi COVID-19


Kontributor : Sahabat Solikhin
Editor : Team editor Ansor dan Banser Ranting Getassrabi

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.