Header Ads

Shalat Gerhana Matahari Lengkap dengan Tatat Caranya


Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang jarang terjadi di alam semesta ini. Gerhana matahari terjadi akibat dari bulan yang berotasi mengelilingi bumi telah menutupi matahari. Dari akibat ini, beberapa daerah tertentu yang ada di Bumi menjadi gelap. Inilah yang dinamakan Gerhana Matahari.

Dengan adanya fenomena alam yang langka ini, umat islam disarankan untuk melakukan sholat gerhana pada saat gerhana matahari terjadi. Selain itu, juga disarankan untuk memperbanyak baca Istighfar, Berdzikir, Berdoa dan Bertakbir. Hal ini diperintahkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits shahih, Al-Bukhori  1:228 No. 1043 yang berbunyi

عَن المغيْرَةَ ين شُعْبَةَ قَالَ : إنْكَسًفَت الشمْسُ يَوْمَ مَاتَ إبْرَاهيْمُ فَقَالَ الناسُ إنْكَسَفَتْ لمَوت
 إبْرَاهيْمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللَّه صَلى اللَّه عَلَيْه وَسَلم : إنَّ الشَمْسُ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ , لآيَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلآ لِحَيَاتِهِ, فَإذَا رَأَيْتُمُو هُمَا, غَادْ عُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ

Dari Mughirah bin Syu'bah, ia berkata , "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra nabi). Kemudian orang-orang berkata,"Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatnya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah.
(Shahih Al-Bukhori, 1:228 No.1043).

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari, antara lain :
  1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan akan tanda-tanda kejadian hari kiamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
  2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam shalat kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Kareana itu, dalam salah satu khutbahnya selesai shalat gerhana,beliau bersabda, "Wahai umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. "(HR. Muttafaq 'alaih).
  3. Menyeru dengan panggilan "Asshalatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan  untuk melakukan shalat secara berjama'ah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Asshalatatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nisa'i) tidak ada azan dan iqamah dalam pelaksanaan shalat gerhana/ Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
  4. Dusnahkan mengeraskan bacaan surat, baik shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat gerhana sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah : "Nabi SAW. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana. "(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
  5. Shalat gerhana sunnah dilakukan di masjid secara berjama'ah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat : Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323).
  6. Wanita boleh ikut shalat berjama'ah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR. Bukhari). 
  7. Dsunnahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (HR. Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jama'ah.
  8. Disunnahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai shalat, naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'i). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampaikan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunnah khutbah selesai shalat, akan tetapi petunjuk hadits lebih menguatkan disunnahkannya khutbah setelah shalat gerhana.
Dari 8 tuntunan di atas yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, bisa diambil kesimpulan bahwa jika terjadi gerhana matahari atau bulan, Maka segerakanlah melakukan shalat gerhana dan berdzikirlah serta berod'a kepada Allah SWT. Dalam melakukan shalat gerhana ada tata cara yang harus dilakukan sesuai ajaran dan tuntunan. 

Adapun tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut :
  1. Berniat di dalam hati. Adapun jika dilafazkan :

    اُصَلِّى سٌنَّةَ الْكُسُوْفِ رَكْعَتَيْنِ (اِمَامَا/مَأْمُوْمًا) لِلَّهِ تَعَالَىArtinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana dua raka'at menjadi (imam/ma'mum) karena Allah Ta'ala"
  2. Takbiratul ihram
    Yaitu bertakbir setelah niat sebagaimana shalat biasa.
  3. Membaca do'a iftitah dan berta'awudz.
  4. Membaca surat Al Fatichah.
  5. Membaca ayat/surat dengan jahr (dikeraskan suaranya).
  6. Kemudain ruku' sambil memanjangkannya.
  7. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
  8. Setelah i'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatichah dan ayat/surat. Berdidi yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
  9. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku' pertama.
  10. Kemudian bangkit dari rukuk (i'tidal).
  11. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku', lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
  12. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama hanya saja bacaan dan gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
  13. Salam.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.